Orang tua adalah sosok pertama yang dicintai oleh seorang anak dan menjadi guru pertama dalam hidupnya. Namun, berbeda dengan anak-anak yang kutemui di salah satu panti di kawasan Jakarta. Mereka adalah anak-anak yang lucu dan tak berdosa, tetapi sayangnya tidak memiliki orang tua. Entah karena orang tua mereka telah tiada, atau karena orang tua mereka memilih untuk tidak mengakui keberadaan mereka.
Anak-anak ini tumbuh tanpa merasakan kasih sayang dari orang tua kandung. Mereka hidup di bawah asuhan para pengasuh di panti, bersama teman-teman yang bernasib serupa. Meskipun tanpa kehadiran orang tua, mereka tetap menunjukkan semangat yang luar biasa. Keceriaan mereka menjadi pelipur lara di tengah kesendirian yang mereka alami.
Saat memasuki ruang kelas, beberapa dari mereka terlihat cemas dan takut dengan kehadiran ku dan teman-temanku yang asing bagi mereka. Ada pula yang mengintip dari luar jendela, tampak ingin ikut bermain namun masih ragu. kemudian kebahagiaan jelas terpancar di wajah mereka, terutama ketika aku dan teman-temanku mengadakan sesi belajar sambil bermain bersama mereka. Tawa dan canda mereka menghidupkan suasana, seolah-olah untuk sesaat, mereka bisa melupakan segala keterbatasan dan kesedihan yang mereka rasakan.
Suasana di panti tersebut sangat menyentuh hati. Melihat anak-anak pintar ini tumbuh tanpa orang tua membuatku sadar betapa pentingnya cinta dan dukungan, bahkan dari orang-orang yang bukan bagian dari keluarga mereka. Momen ini menjadi pengingat akan ketangguhan mereka, meskipun hidup tanpa kehadiran orang tua di sisi mereka.
Di akhir kegiatan, beberapa dari mereka bahkan menghampiri kami untuk mengucapkan terima kasih dengan cara yang sederhana. Ada yang memeluk erat, ada pula yang menggenggam tangan kami sambil tersenyum malu-malu. Rasanya sulit untuk pergi, karena kehangatan yang terjalin dalam waktu singkat itu telah membuat kami merasa begitu dekat dengan mereka.
Pengalaman ini mengajarkan betapa kuatnya jiwa anak-anak ini. Meskipun dunia mungkin telah memperlihatkan sisi yang keras kepada mereka, mereka tetap mampu menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Kehadiran kita, meskipun hanya untuk sementara, memberikan mereka ruang untuk merasa dicintai dan dihargai. Bagi kami, anak-anak ini bukan hanya sekadar penerima bantuan, tetapi juga pengingat bahwa cinta, harapan, dan kebahagiaan dapat muncul di tempat-tempat yang paling tak terduga.